Halo haloo semuanya!

Perkenalkan nama saya Isabel Katryn. Saya akan menceritakan seberapa serunya perjalanan persiapan hingga hari pelaksanaan pentas seninya SMA Kristen Petra 3!

Perjalanan ini dimulai dengan guru pendamping kami menawarkan kepada tim OSIS “Kalian mau tidak untuk mengadakan pentas seni?” tanpa ragu-ragu kami menjawab ayo pak! karena pentas seni ini sudah kami tunggu-tunggu sejak lama. Karena sudah beberapa tahun sekolah kami tidak mengadakan pentas seni yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Singkat cerita akhirnya tim inti OSIS pun mulai bergerak dengan membuat naskah drama. Selanjutnya jika ada drama pastinya harus ada audisi dengan adanya audisi ini kita bisa melihat potensi-potensi yang dimiliki oleh teman-teman yang lain, karena kita tidak hanya mengadakan audisi drama saja tapi ada banyak sekali seperti audisi menyanyi, audisi fashion dan audisi dance. Setelah melewati berbagai macam audisi kita mulai mengadakan latihan, mau itu latihan sendiri-sendiri dan juga

latihan gabungan dengan tim yang lain agar kami bisa saling melihat progres latihan setiap tim.

Beberapa hari telah berlalu ehh… tidak terasa beberapa bulan juga sudah berlalu, waktu semakin dekat   untuk mengadakan pentas seni ini. Karena semakin dekat waktu pelaksanaan pentas seni, maka latihannya makin serius dongg, walaupun masih latihan tapi sudah keliahatan kekompakan dan keindahannya.

Wow time fly so fast ya teman-teman karena tibalah pada hari penampilannya, pastinya kita mau pentas seni ini bisa berjalan lancar kann. Nah dengan begitu kami para pemeran pentas seni harus sudah datang di Balai Pemuda pada jam 9 pagi. Yeepp jam 9 pagi, “lahh padahal open gate nya jam 5 sore, ngapain cepet-cepet kesana pasti latihannya cuman 2 jam” Eitss jangan pikir dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore itu waktu yang cukup untuk kami mempersiapkan semuanya dalam 1 hari saja. Kalian belum merasakan hectic–nya saat berada di panggung untuk melakukan gladi bersih. Saat gladi bersih di Balai Pemuda, banyak sekali dramanya. Mau itu dari lighting yang belum pas, mic tidak bisa menyala, sampai mic rusak! Dan masih banyak lagi deh dramanya. Tapi puji Tuhan dengan berkat-Nya kami bisa mengadakan gladi bersih atau latihan terakhir dengan baik.

Saatnya open gate. Saat-saat itulah yang membuat hati semua pemain dag dig dug serr. Rasa takut, panik, excited bercampur menjadi satu. Kami saling mensupport satu sama lain. Akhirnya pentas seni pun dimulai dari tari tradisional yang totalitas banget, aksesoris dan kostum dari atas hingga bawah sangat berbau tradisional. Lalu disambut oleh MC yaitu saya sendiri dan juga partner saya Bryant Matthew. Dilanjutkan dengan pertunjukan vocal yang sangat indah. Tidak afdol kan kalau cuma ada tari tradisional pastinya ada modern dance dengan kostum dan aksesoris yang tidak kalah keren! Naahh setelah modern dance, dimulailah perjalanan The Tale of Elpis: Fairy of Hope!

Dengan dipandu oleh ibu peri kita yang cantik, perjalanan ini menceritakan 5 remaja yang memiliki masalahnya masing-masing dan bisa menyelesaikannya, karena mereka belajar bahwa kunci untuk menyelesaikan masalah mereka adalah kebersamaan. Setelah penampilan drama ada juga penampilan fashion dengan baju yang kece-kece. Pentas seni ini ditutup dengan flashmob para pemeran dan juga DJ dari alumni yang sangat seru!

Pokoknya acara pentas seni ini seru dan keren banget! Sungguh malam yang indah, pastinya kita tidak bisa melakukan semua hal ini tanpa bantuan dari banyak pihak yang ikut berpartisipasi dalam acara pentas seni ini. Apresiasi banget deh untuk semua tim yang bekerja baik itu di depan stage

maupun di belakang stage yang sangat membantu melancarkan jalannya acara pentas seni. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih untuk support yang diberikan oleh bapak dan ibu guru.

Pengalaman pentas seni ini pastinya tidak akan terlupakan, karena pengalaman ini mengajarkan saya bahwa untuk selalu trust the process walaupun ada banyak kendala. Selalu semangat, pantang

menyerah dan berikan apa yang terbaik dari kita. Dan pastinya jangan lupa membawa Tuhan dalam setiap rencana kita because with Him we can.